POKERANTIK : POKER | DOMINO99 | BOLA TANGKAS | LIVE CASINO
Tri Agus Siswoyo selaku peneliti dan juga sekaligus guru besar Fakultas Pertanian Universitas Jember menyebutkan bahwa melinjo atau tangkil (Gnetum gnemon) merupakan suplemen super yang juga memiliki potensi sebagai suplemen untuk mencegah Covid-19.
”Kandungan antikanker di melinjo berpotensi paling besar menyembuhkan kanker paru-paru, sehingga melinjo punya potensi sebagai suplemen untuk mencegah Covid-19 yang juga menyerang pernapasan manusia. Tapi tentu harus melalui penelitian lebih lanjut,” ucap Tri Agus Siswoyo seperti dikutip dari Antara di Kabupaten Jember.
Sementara ketika sedang melakukan riset melinjo dalam rangka post doctoral di Gyeongsang National University, Korea Selatan, pada 2019, peneliti Unej itu telah menemukan kandungan antikanker yang terkandung pada melinjo dan berpotensi bisa menjadi obat bagi lima macam penyakit kanker.
”Dari penelitian yang saya lakukan, melinjo memiliki kandungan protein dan nonprotein yang banyak mengandung zat antihipertensi, antioksidan, antiperadangan, antikanker yang berguna bagi tubuh manusia,” jelas Tri Agus Siswoyo.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya yang tengah mengembangkan kandungan protein dari melinjo yang berguna bagi antihipertensi. Sementara untuk caranya sendiri dengan mengisolasi protein dari melinjo sampai bisa menghasilkan peptida aktif yang dengan bantuan bakteri tertentu selanjutnya yang akan dimasukkan ke padi. Sehingga padi tersebut akan mengandung antihipertensi.
”Padi adalah sumber makanan pokok masyarakat Indonesia, sehingga diharapkan dengan adanya padi yang mengandung antihipertensi penderita darah tinggi yang mengonsumsinya akan sekaligus mengonsumsi obat,” ucap Tri Agus Siswoyo.
Tri juga menyebutkan bahwa padi yang telah memiliki kandungan antihipertensi dari melinjo dikenal sebagai nutraceutical. Dengan kata lain, makanan sebagai obat dan obat sebagai makanan. Akan tetapi perlu diingat karena masih diperlukannya penelitian lanjutan sampai bisa dinikmati oleh masyarakat.
”Itu tergolong sebagai produk rekayasa genetika yang harus melewati sekian banyak prosedur pengawasan agar benar-benar terjamin keamanannya,” ujar Tri Agus Siswoyo, guru besar biokomia tanaman pertanian itu.
Hingga kini, imbuhnya, para peneliti dan pengusaha dari Jepang rajin meneliti dan mengembangkan produk yang berbasis dari melinjo. Karena, segudang manfaatnya berpotensi sebagai suplemen kesehatan super. Seperti yang diketahui melinjo sendiri tidak tumbuh di Negara sakura tersebut, sebab melinjo merupakan tanaman khas daerah tropis.
”Mereka ingin mengimpor melinjo dari Indonesia yang mutunya dinilai lebih bagus dari melinjo di daerah tropis lain seperti Afrika. Sehingga pengembangan melinjo sebagai produk unggulan Indonesia sangat terbuka,” ucap Tri Agus Siswoyo.
Akan tetapi, dia menyebutkan, perlu adanya pembenahan dari hulu hingga hilir untuk menjadikan melinjo sebagai produk unggulan Indonesia sebab belum ada data yang pasti perihal luasan lahan melinjo dan berapa produksi per tahun.
”Unej bertekad terus meneliti dan mengembangkan melinjo melalui PUI PT BioTin, Program Studi Magister Bioteknologi, kelompok riset maupun penelitian lintas disiplin lainnya mengingat potensinya yang luar biasa,” ucap Tri Agus Siswoyo.
0 Komentar